TAK ada yang menyangkal, bahwa seorang ibu harus bergelut dengan rasa sakit dan bertaruh nyawa, saat melahirkan. Hal itu seakan sudah menjadi takdir yang tidak bisa diganggu-gugat. Namun, apakah tidak ada solusi mengatasi rasa sakit saat melahirkan bagi Sang ibu maupun calon ibu?
"Sampai saat ini masih ada mitos-mitos bahwa ibu melahirkan harus sakit. Kalau tidak sakit, maka seorang perempuan tidak bisa merasakan menjadi ibu seutuhnya," kata Dimas Nasser Fiftandi, Direktur Trance & Education Center Bandung, Kamis (5/8), di sela-sela seminar bertajuk "Blora Sehat dengan Relaksasi" di Sasana Bhakti Blora.
Dia menjelaskan, pada dasarnya, mitos itu harus dihilangkan, karena rasa sakit saat melahirkan, sebenarnya bisa dihilangkan. "Ada hal yang bisa dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit bagi ibu melahirkan," ungkapnya. Salah satunya dimulai dengan membuang mitos-mitos yang ada, dan pemberian gambaran-gambaran positif dari Sang suami kepada istrinya.
Selain itu, salah satu pendiri Trance ini juga mengemukakan, ada metode lain yang juga sangat bermanfaat untuk menghilangkan rasa sakit saat ibu melahirkan. "Salah satunya dengan hypnotherapy, di antaranya dengan melakukan relaksasi," imbuh dia.
Suami Harus Berperan
Sementara doker Yanne Cholida, pakar hypnotherapy yang juga menjadi salah satu pembicara dalam seminar tersebut mengatakan, laki-laki atau suami harus berperan di saat istrinya melahirkan. Menurutnya, suami bisa mendampingi istrinya yang melahirkan, dan memberinya semangat saat berjuang dalam proses persalinan. "Tidak zamannya lagi suami hanya menunggu ketika istrinya melahirkan, seperti dalam sinetron," tegasnya.
Bahasan tentang hypnotherapy itu pun sangat menarik perhatian masyarakat, sehingga ratusan peserta turut ambil bagian hadir dalam acara tersebut. Seminar tersebut digelar kerjasama Trance & Education Center Bandung DLG (Delanggu), Jepon, Blora.
Selain Blora, Trance sudah memberikan seminar dan workshop-workshop tentang hypnotherapy di berbagai kota. Trance didirikan Dimas Nasser Fiftandi, dr Angga Prasetya, dr Yanne Cholida dan Achmad Fadly Aris pada 2009. "Kami sudah sering memberikan seminar-seminar maupun workshop workshop. Di antaranya di Kutoarjo(Purworejo), Bandung dan Blora sendiri," ujar Dimas.
(Rosidi/CN27)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar